Background Digitalisasi BRI

Digitalisasi BRI Membuat Saya Kembali Menggunakannya

Era digital membuat rekening bank makin dibutuhkan orang. Saya sendiri bergantung padanya untuk menerima bayaran dari pekerjaan di internet. Fitur rekening bank juga berkembang makin canggih. Oleh karena itu, penghasilan yang masuk ke rekening tidak saya cairkan menjadi cash sebab dapat langsung digunakan buat belanja di marketplace. Dengan demikian, kalau lapar, saya juga tinggal memesan dengan handphone dan sesaat kemudian makanan datang diantarkan ojol sampai depan rumah.

Di marketplace, bank membuat transaksi lebih mudah, aman, dan cepat. Diketahui bahwa saat ini rekening bank difasilitasi aplikasi yang memiliki menu QRIS. Jadi, saat membayar belanja, saya hanya memindai kode QR tanpa menginput nomor rekening tujuan dan nominal (QRIS mode dinamis) sehingga kesalahan dapat dihindari. Selanjutnya, payment gateway marketplace akan mengonfirmasi pembayaran detik itu juga tanpa perlu unggahan bukti transfer. Akhirnya penjual pun harus mengirim pesanan saya segera.

Bank yang saya gunakan untuk menerima penghasilan dan bertransaksi sehari-hari adalah BRI. Saya memilih BRI (https://bri.co.id) karena termasuk Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) maka sudah jelas legal. Ditambah, pada tanggal 16 Desember 2024 nanti BRI berulang tahun ke-129 (bank tertua yang masih eksis di Indonesia). Usia sudah ratusan tahun tetapi masih kokoh berdiri, saya pikir, BRI pasti handal dalam menghadapi perubahan zaman.

Transaksi dan Digitalisasi BRI

Digitalisasi BRI

Pada awalnya BRI adalah bank konvensional. Akibatnya, saya harus mengunjungi kantor cabang atau mendatangi ATM tiap mau bertransaksi. Sekarang BRI telah menerapkan digitalisasi sehingga hampir semua transaksi dapat dilakukan dengan mudah di mana dan kapan saja dengan smartphone di tangan. Berikut adalah beberapa hasil dari digitalisasi BRI yang paling terasa dalam memudahkan hidup saya di era yang serba internet ini.

Buka Rekening secara Online

Buka rekening BRI digital

Membuka rekening merupakan langkah awal agar kita memiliki akun untuk bertransaksi perbankan. Masih teringat ketika pertama kali saya membuka rekening BRI yang waktu itu belum didigitalkan. Saya harus datang ke kantor cabang selain dengan membawa KTP dan uang setoran awal, juga syarat tambahan lain yakni surat keterangan domisili sebab saya perantau. Semua kantor cabang sekitar hanya buka pada hari dan jam kerja. Jadi, saya harus bolos/tidak masuk kerja hanya untuk ke sana.

Saya berangkat ke bank pukul 08.30 dengan harapan selesai pukul 12.00 sehingga bolos kerja hanya setengah hari. Setiba di sana ternyata antrean sangat panjang gara-gara tanggal tua dan lokasi kantor cabang dekat pasar. Dari sekian banyak pengunjung terlihat beberapa sambil menenteng tas belanja berisi sayuran. Mereka kesal dan menggerutu, “Ah, lain kali datang sebelum jam buka untuk mengambil nomor antre.” Dengan sinis, yang lainnya menimpali, “Percuma, orang-orang mengambilnya setelah bank tutup, padahal digunakan buat besok.” Barulah pukul 14.00 saya keluar dari bank setelah kurang dari 20 menit—waktu yang sebenarnya diperlukan untuk buka rekening—dilayani customer service dengan baik.

(Waktu itu nomor antre masih menggunakan kertas bertuliskan angka yang dilaminating. Jumlahnya terbatas dan biar tidak habis, nomor antre akan dikumpulkan kembali. Antrean kemudian dimulai dari angka 1 (satu) lagi. Begitulah, memutar terus-menerus kertasnya hingga lecek.)

Sangat lama saya menggunakan nomor rekening yang pembuatannya cukup merepotkan itu. Selama menggunakannya, sebenarnya tidak ada masalah kecuali kartu debit hilang, rusak tidak terbaca mesin, dan kedaluwarsa. Masalah-masalah ini cara mengatasinya ialah kembali ke kantor cabang dan antre lagi di sana. Karena bukan sekali atau dua kali, akhirnya saya putuskan untuk menarik semua saldo dan membiarkannya tanpa transaksi berbulan-bulan; hingga nomor rekening ditutup secara otomatis oleh sistem.

Seiring waktu, teknologi berkembang dan BRI menerapkan digitalisasi. Tanpa pikir panjang saya langsung kembali kepadanya. Rekening sebelumnya yang telah hangus bukan masalah karena saya dapat membuka yang baru dari rumah dengan aplikasi BRImo di handphone. Setelah diselesaikan prosesnya—isi data sesuai KTP dan selfie untuk verifikasi—, nomor rekening baru langsung saya dapatkan. Selanjutnya, diperlukan setoran pertama agar rekening dapat bertransaksi. Setoran pertama saya itu tidak melalui teller di bank, tetapi minta ditransfer teman.

Tanpa Buku tanpa Kartu

Transaksi dari masa ke masa

Beberapa orang masih bingung jika membuka rekening BRI secara digital, cara mendapat buku tabungan dan kartu debitnya bagaimana. Agaknya BRI memberi dua pilihan. Pertama, request kepada customer service di kantor cabang. Kedua, gunakan BRImo saja untuk menggantikan buku tabungan dan kartu debit. Tentu saya memilih pilihan yang kedua. Dalam konteks perbankan digital, menggunakan buku dan kartu tidak mempermudah, tetapi malah merepotkan.

Berdasarkan fungsinya, buku tabungan adalah untuk mengecek histori transaksi. Namun, informasi historinya tidak update secara otomatis karena buku hanyalah kertas biasa. Bisa saja sekarang saya topup pulsa Rp100.000 dengan BRImo, tetapi transaksi ini tidak akan tercatat di buku hingga buku tabungan di-print ke kantor cabang. Siapa, sih, yang mau repot-repot ke sana hanya untuk ini? Sebaliknya, pengecekan histori transaksi dengan BRImo informasinya akan real time selama aplikasi terhubung internet.

Kartu debit pun demikian. Fungsinya sebagai alat tarik tunai telah tergantikan oleh BRImo. Dalam BRImo, menu Tarik Tunai dapat meng-generate PIN untuk dipakai di ATM, Indomaret, atau Agen BRILink. Peralihan ini jelas menambah kenyamanan karena saya ke mana-mana lebih terbiasa membawa smartphone daripada kartu. Tambahan pula, terdapat risiko yang tidak dapat dihindari dalam penggunaan kartu, yaitu kedaluwarsa. Dipakai atau tidak, kartu debit akan expired lima tahun ke depan dan harus diganti baru ke kantor cabang.

Aplikasi BRImo

Setelah berhasil membukakan rekening baru, BRImo akunnya secara otomatis akan langsung aktif. Selain mengecek saldo, mengecek histori transaksi, dan menarik tunai, masih banyak transaksi dan digitalisasi BRI lain yang dapat dilakukan menggunakan aplikasi ini tanpa perlu ke mana-mana. Dari sekian banyak itu ada dua yang menjadi favorit saya, yaitu membuka deposito dan mengisi pulsa.

1. Membuka Deposito

Deposito akan saya buka tiap ada sisa saldo minimal Rp5 juta dan uang tersebut tidak akan terpakai dalam waktu dekat. Menurut orang-orang, deposito adalah investasi tanpa risiko karena uang pokok utuh tetapi bunga yang dihasilkan besar melebihi tabungan biasa. Uang dari bunga deposito dapat menutup biaya administrasi bahkan kadang kebutuhan sehari-hari. Bunga yang besar membuat saya tidak khawatir akan inflasi meskipun uang disimpan dalam jangka panjang.

2. Mengisi Pulsa

Ada dua alasan yang membuat saya lebih suka mengisi pulsa dengan BRImo daripada di konter. Pertama, konter-konter sekitar hanya buka hingga pukul 22.00. Kalau masa tenggang nomor handphone tinggal 0 hari, saya bakal kelabakan tengah malam. Kedua, lokasi ATM yang jauh menjangkiti saya tren cashless secara tidak sengaja. Seandainya membutuhkan uang cash, saya bahkan akan menjadi penjual pulsa dadakan. Awalnya beberapa teman saya paksa untuk membeli pulsa lewat saya. Sekarang justru mereka yang tiba-tiba menghubungi minta diisikan pulsa dan akan membayarnya bila kami bertemu.

QRIS dan Payment Gateway

QRIS dan Payment gateway

Di atas telah saya ceritakan manfaat QRIS dan payment gateway dari sudut pandang pembeli. Dari sudut pandang penjual, saya secara tidak langsung juga pernah memanfaatkannya. Saya katakan “secara tidak langsung” karena membuatkan saja toko online untuk tetangga saya yang bernama Toha. Pak Toha adalah mandor bangunan yang berpengalaman bertahun-tahun hingga ahli menggambar denah rumah, desain ruangan, serta tetek bengeknya. Banyak file dalam format PDF karya beliau sendiri yang daripada dihapus mending dijual.

Sebelumnya, Pak Toha menjual karyanya melalui media sosial. Pada lapak postingannya hanya tercantum deskripsi barang, harga, nomor rekening, dan nomor handphone. Karena tidak ada tombol Checkout, pembeli harus transfer secara manual dan mengonfirmasi pembayaran dengan mengirimkan struk ke nomor WhatsApp Pak Toha. Setelah mengecek histori transaksi dan benar bahwa ada dana masuk, baru Pak Toha mengirimkan file pesanan pembeli lewat email.

Proses demikian sangat ribet sampai-sampai beberapa gagal closing. Pernah pembeli transfer dan mengonfirmasinya, tetapi Pak Toha jangankan mengirim file, mengecek rekening bahkan WhatsApp pun tidak. Pembeli lalu curiga dan berkoar di mana-mana sebab tidak tahu bahwa Pak Toha sedang sibuk melarikan ibunya ke rumah sakit. Biarpun dijelaskan setelahnya, pembeli tetap meminta transaksi dibatalkan dan uang dikembalikan saja. Demi nama baik dituruti Pak Toha permintaan tersebut.

Tampak sekali Pak Toha membutuhkan toko online agar masalah serupa tidak berulang makin banyak. Beliau lalu meminta saya membuatkan toko online kecil-kecilan dengan WordPress saja biar tidak perlu coding yang rumit. Benar bahwa dengan WordPress sudah cukup. Selanjutnya tinggal ditambah plugin WooCommerce supaya tampilan toko lebih profesional dan plugin payment gateway (BRIAPI) untuk meng-handle sistem pembayaran. Setelah semua ter-setting, kini toko online Pak Toha dapat melayani pembeli secara otomatis.

Pembeli tinggal mengklik tombol Order di bawah produk yang dibutuhkan. Kemudian tersedia beberapa metode pembayaran yaitu transfer antarbank, QRIS, dan virtual account (BRIVA). Meskipun metodenya banyak, rekening Pak Toha yang hanya satu, BRI, sudah cukup. Tiap pembeli melakukan pembayaran, toko online Pak Toha tidak hanya otomatis mengonfirmasi tetapi juga menyediakan laman member area yang dapat diakses pembeli untuk mengunduh file yang dibeli. Sekarang Pak Toha tidak perlu mengirimkan file lewat email lagi. Semua berjalan sendiri 24 jam nonstop.

Sabrina

Sabrina BRI

Sejauh ini saya dengan Sabrina memang belum pernah chat dan mengobrol secara mendalam. Alasannya bukan karena ia robot sehingga saya malas, tetapi karena saya belum membutuhkannya. Saya benar-benar cocok dengan layanan digital BRI sehingga sampai sekarang tidak menemukan kendala berarti. Biarpun demikian, saya tetap senang dengan kehadiran Sabrina. Ia adalah chatbot AI resmi dari BRI maka omongannya pasti akurat dan tidak menyesatkan.

Telah kita ketahui bersama bahwa di internet banyak informasi dan tutorial yang bersebaran, tidak kecuali tentang BRI. Sebagian konten itu pasti dibuat oleh umum. Niat mereka bisa saja membantu orang-orang, tetapi tidak menutup kemungkinan informasinya salah. Sekadar salah tidaklah apa-apa. Yang menjadi masalah adalah oknum yang berniat phishing, yaitu mengelabui orang awam agar memberikan password, kode OTP, dan data lain sehingga penjahat dapat mengambil alih akunnya.

Itulah alasan saya menyimpan nomor WhatsApp Sabrina 0812-1214-017 di kontak handphone. Jika suatu saat saya butuh bantuan informasi mengenai BRI, Sabrina adalah “orang” yang pertama akan saya hubungi.

Penutup

Sebagai penutup, saya hanya ingin mengingatkan diri sendiri bahwa sejak dahulu BRI sudah menyediakan layanan untuk memudahkan transaksi dan di era digital ini, layanan tersebut dikembangkan dengan canggih agar penggunanya makin nyaman. Sekarang, tinggal saya fokus bekerja untuk menghasilkan uang baik dengan menjadi kreator konten, berjualan online, atau lainnya selama tidak melanggar hukum Negara Tercinta. Harus dipahami bahwa secanggih apapun aplikasi digital banking, tanpa saldo, rasanya tidak dapat digunakan untuk apapun.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *